Kepopuleran kartini tidak bisa dinafikan dan ditepis begitu saja. Sebagai anak manusia yang hidup di jaman serba latah begini, mau tak mau harus mau menghadapi realita kelatahan di jaman ini.
Kartini yang dijadikan ikon kepahlawanan kaum wanita, seperti apa sih sosoknya? Hmm, Apa dia seperti ibu-ibu rumah tangga yang santun? perempuan yang memperhatikan suaminya? memperjuangkan pendidikan anak-anaknya? atau bagaimana?
Kebetulan baru saja menyelesaikan setrika baju-baju saya, menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya, mengapa saya tidak dikartinikan?
menyetrika baju kartini? |
Btw, kartini itu wanita pribumi jawa, asli rembang-jateng. Terlahir dari keluarga priyayi, yang kebetulan mendapat karunia dan kelebihan langka di banding wanita pribumi pada umumnya. salah satunya adalah intelektualitas dan pendidikan. (May be YES, may be NO). Kartini sempat mengenyam pendidikan lebih dari anak seusianya. Sayang, bukannya bersyukur tapi salah makin parah melampaui batas tutorial sebagai hamba.
Bila budaya wanita pribumi pada saat itu sudah menginjak umur remaja, dia harus dipingit, begitu juga kartini. Dunia pingit wanita masa itu dihiasi tembok gagah melindungi. budaya dan tatanan memang sangat menjaga adat ketimuran, dalam memperlakukan wanita secara istimewa. Sayangnya memang, kegagahan tembok yang awalnya bersifat melindungi, dengan berjalannya waktu, tradisi itu malah jadi ikatan yang membelenggu. Dan tradisi ketimuran ini jika ada di tangan lelaki berpendidikan terbatas atau tak bijak, bisa jadi senjata untuk memperlakukan wanita seenaknya. (Apa benar begitu? may be yes may be No)
Dalam masyarakat fanatik itu budaya atau tradisi, pekerjaan dan tanggung jawab wanita terbatas di area tertentu. Sebagai akibat kefanatikan ini, banyak masyarakat masih mendiskriminasikan wanita. Pandangan terhadap wanita yang menyesatkan telah terungkap dengan sendirinya dalam berbagai cara. Terutama di masa lalu dan jauh dari nilai Islam, wanita mengalami perlakuan biadab. Misalnya, Allah mengungkapkan bahwa wanita dianggap sangat tidak berarti di beberapa masyarakat di mana ayah mereka mengubur mereka hidup-hidup segera setelah mereka lahir.
Tak ayal di masa kartini pun demikian, tradisi yang sudah membudaya itu bagi sebagian kalangan teramat sulit. Sebab, antara wanita membutuhkan pendidikan dan wanita jika terbiar atau terlalu lama diluar, itu jadi membahayakan. Olehnya para wanita dijaga sedemikian rupa sehingga tidak sembarangan keluar rumah. Tapi, di tangan sebagian lelaki otoriter, budaya ini menjadi hal yang berlebihan. Atau terkadang tidak memiliki perasaan kepada kaum perempuan, hingga terkesan lelaki berlaku seenaknya. Juga memanfaatkan kelakiannya sang otoriter. (
Taruhlah contoh, seperti yang dilakukan ayah kartini. Ayah kartini memingit anak gadisnya, tapi tidak mengabaikan masa depan pendidikannya. maka konsekwensinya sang ayah harus mengimbangi dengan perhatian sesuai. perhatian itu berupa pendidikan yang memadai pula. tidak hanya sumur, dapur, kasur, pupur, akan tetapi juga pitutur lan adi luhur. Ini ada beda tipis yang musti harus dipahami, antara budaya mengekang dan budaya menjaga sekaligus mengembangkan. Terutama kalangan pria yang menganggap dirinya pengayom sejati.
Lalu, apa sih sebetulnya yang dilakukan kartini ini?
Konon nih, kartini sering curhat ke teman-temannya yang asal belanda. salah satunya rosa abendanon dan Estella "stella" Zeehandelaar. Mereka termasuk kalangan yahudi aktivis feminis-sosialis. Dengan mengutip sebuah pendeskripsian Pramoedya A.T kita tahu bagaimana sosok sahabat kartini itu.
”Estella Zeehandelaar adalah seorang gadis Yahudi Belanda dengan pandangan hidup sosialis yang berapi-api.Ia tidak menyetujui kalau Kartini masuk ke dalam dunia keagamaan. Stella mempengaruhi Kartini dalam pandangan hidup, bahwa kebajikan bukanlah barang monopoli kaum agama, karena orang pun –dan terutama sekali—dapat lakukan kebajikan karena perasaan tanggungjawab kepada sesama, karena nuraninya sendiri.” (Pramoedya Ananta Toer, Panggil Aku Kartini Saja, Lentera Dipantara, 2010, Cet.Kelima, hal. 212)Dan satu hal yang musti digarisbawahi, bahwa "apa dan siapa kita" dilihat teman dan sahabat kita! teman dan sahabat adalah pantulan dari cara pikir seseorang. keberadaan teman dan sahabat itu saling mempengaruhi satu sama lain. jika tak saling cocok, tak mungkin ada keintiman disana.
So, siapa orang-orang yang paling intens dengan sosok kartini ini? apa perannya untuk bangsa dan perjuangannya, sehingga pantas untuk dijadikan ikon seorang pahlawan? mengingat pada masa itu Indonesia masih dalam kondisi tegang terjajah. Indonesia masih dalam kungkungan penjajah hindia-belanda. jadi mau tak mau perjuangan saat itu adalah pertumpahan darah. Darah macam mana yang ditumpahkan oleh sang kartini ini? Apa memakai istilah orang jaman sekarang, berdiplomasi atau "adat ketimuran yang anti kekerasan"? entahlah, dalam sejarah sepanjang yang saya tahu, pertumpahan darah bagi kartini adalah proses persalinan. Selebihnya adalah kisah curhat dan penggunggatan, yang dikemas indah dalih pendidikan dan perubahan. Hal itu sebagaimana diulas... wikipedia
Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki menuntut ilmu dan belajar.kartini ingin wanita pribumi jawa ini menjadi seperti wanita-wanita eropa yang dinilai "maju". Kartini lantang menyuarakan emansipasi yang pemaknaannya sungguh melampaui batas-batas norma agama. Kalau sudah bicara agama, sebagai umat beragama; "Apa layak agama digugat, apdahal itu tatanan?"
"Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah."pada kalimat yang dicetak tebal itu, ada sedikit pernyataan yang aneh, bukan?
Selama berjam-jam saya berusaha baik sangka dan merefresh apa yang saya baca. Jika dulu ditanamkan pemahaman sebuah edaran bahwa kata mutiara khas nan populer seorang kartini adalah "habis gelap terbitlah terang", merupakan intisari dari ayat "minadh dhulumati ilannur", maka sinkronkah kata mutiara dengan nukilan ayat, sementara kartini sendiri menolak kekuatan agamanya sendiri? (eh,
Seorang muslim itu simple, yang utama adalah maslah aqidah. sebab aqidah itu asas segala amalan seorang muslim. Jika aqidahnya saja sudah diragukan, maka kelanjutannya itu tak bakal jauh dari dasarnya. Terbukti pula, ide-ide yang dicetuskan pun tak ubahnya ide kaki tangan para penjajah. Pantas saja, jika kini perayaan hari kartini adalah kalangan mereka yang memiliki kecenderungan terhadap loyalitas penjajah.
Coba, pernahkah kita dapati orang yang merayakan hari kartini muncul dari muslimah kaffah terhadap diennya? tentu jawabnya TIDAK! seorang muslimah kaffah tidak akan mudah mengekor kaum penjilat dan kalangan tak jelas pengamalan agamanya. seorang muslimah sudah cukup dan percaya diri atas ajaran pemeliharaNya.
Hm, sebetulnya banyak hal yang perlu dikritisi dari sosok seorang kartini ini, meski bagaimana pun tanpa mengurangi rasa hormat sebagai pribumi, saya tidak semata-mata mengkritisinya. Namun, saya hanya meragukan keberadaannya sebagai sosok pahlawan Indonesia yang diprimadonakan, sementara yang lebih banyak berjuang darinya, mengapa tidak diagungkan pula?
(
Apalagi, realitas terkini, yang kita saksikan secara kasat mata, hakikat perayaan hari kartini identik dengan penampilan wanita-wanita kenes, berlenggak-lenggok kemayu, idal-idul rambut bersanggul, tak malu pula kemben sekedar menyelimuti pinggul, dan segala aksesoris tak jelas lainnya. semua itu diupayakan hanya untuk berbangga-bangga. kontes kecantikan, hura-hura dan jauh pertimbangan hakikat manfaat dan mudharatnya.
Atau kalaupun ada acara-acara yang lebih "berisi", mungkin dianggap sedikit bertaji adalah menyorot wanita-wanita populer dari kalangan artis, dinilai sebagai sosok kuat dan energik. alih-alih keteladanan yang difokuskan, malah kebobrokan moral yang ditanamkan.
Laa Hawla wa laa quwwata illa billah.
Ini real adanya. Dan itu dapat disaksikan dengan mudah di banyak stasiun televisi nasional secara live. Begitukah sosok kartini yang nyata? Jika benar, betapa tragisnya pahlawan nasional kita ini!!!
Kalau tidak begitu... Ujung-ujungnya berdalih: "Ambil baiknya saja!"
Whatever, bersyukurlah pada apa yang Allah karuniakan. Sebagai muslimah, tetaplah percaya diri dan jangan mudah latah kepada suara mayoritas. Kasihan juga, Banyak muslimah yang dibodohi soal ini. Mereka lupa, bahwa diri mereka bisa lebih keren dan berkharisma dibanding sosok kartini yang masih kabur tentang dirinya sendiri. Masih meragukan integritas pribadinya sendiri. Sementara, Islam telah menyediakan banyak teladan muslimah yang lebih tsiqah. integritasnya tidak perlu diragukan lagi dan insyaAllah lebih menginspirasi dan mendidik. Jujur mencerdaskan!
So, Jika hari ini kita sudah banyak didoktrin tentang sosok kontroversial, maka sebagai penawarnya, kita juga harus mendoktrin diri dengan mempelajari sosok teladan tokoh muslimah unggulan. Dan teladan unggulan utama itu ada pada dirimu sendiri.
Be your Self, Wahai Muslimah sejati!
ISLAM CUKUP SEMPURNA UNTUK MENYEMPURNAKANMU
0 komentar:
Posting Komentar