5/01/2013

Sesi Mengenali Musuh


%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%


Beberapa hari lalu, saya mengalami korban bully pasukan Allah yang paling seksi, kaum rayap. Kalau boleh saya sedikit memberi gelar pada makhluk ini, maka saya menyebutnya sebagai binatang pengukir atau arsitek pembangunan yang paling teruji kengawurannya. Bagaimana tidak, puluhan buku dan berkas-berkas serta uang berhasil diukir olehnya tanpa mengenal batas suku, ras maupun geografis. Tentu saja, aset pribadi maupun umat terkikis habis tiada ampun. Menangisinya sia, marahpun pada siapa. Apalagi melabrak babat habis, tiada guna.


Itulah rayap, makhluk Allah yang juga pengukir tongkat Nabi Sulaiman, ketika maut menjemput dalam posisi berdiri dan jasadnya bersandar pada tongkat kayu tersebut. Dari ulahnya pula, terkuak misteri jenasah berdiri sang raja diraja sulaiman alaihissalam. Sebab, kayu itu diukirnya hingga rapuh dan patah. Tak lagi mampu menyangga kekuatan jasad Sulaiman yang bertumpu padanya.


Bicara soal rayap, ada info penting tentang serangga imut nan unyu itu. Keimutannya bisa mengalahkan keunyuan artis cilik si baim atau afika sekalipun. Tapi jangan salah, di balik keimutan itu rayap sangat menjengkelkan dalam beraksi. Hasil karyanya bikin jeng kelin makin eksis dan yang pasti harus siap kehilangan barang berharga. Saran saya hanya satu, basmi hewan itu atau anda harus rela berkorban. Tampaknya ada yang dendam nih. Bukan dendam sih sebetulnya, tapi lebih ke arah sakit hati. (beda yak?).

Oh, ya kali ini saya mau kenalin binatang imut nan unyu itu. Nama lahirnya rayap, sejak kecil saya dikenalin juga nama itu. dalam bahasa jawa disebut rangas. Sejak zaman baheula dari nenek moyang saya juga rayap namanya. serangga daerah tropika dan subtropika. Tapi kini sudah mulai berkelanan kemana-mana. Mungkin sudah terpengaruh iklan rokok “my live my adventure”. Rayap sudah mulai menapaki ketenaran hingga daerah sedang (temperate ) dengan batas-batas 50o LU dan LS. Jadi wajarlah jika semodern apapun kota sekarang ini, tak luput metropolisi (Nah, loh binun kan? Sama!) sekalipun, rayap mulai menggerayangi hingar bingar kehidupan kota. rayap pun juga berevolusi dengan modernisasi.


Rayap juga merupakan binatang serangga sosial, anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. (Lho kok penting ya? Penting untuk diperhatikan ;)). Rayap itu biasa bersarang pada kayu-kayu, lalu memakannya. Bisa jadi perabot rumah tangga dan segala macam furnitur dari kayu menjadi obyek pesta rakyatnya kaum rayap. Sudah pasti merugikan sekali kan. Tahu nggak, rayap itu masih berkerabat dengan semut. Secara, semut itu kan juga hewan sosial, gitu loh. Rayap disebut juga semut putih (white ant), makanya disebut begitu karena mirip tingkah polahnya dengan semut. Hanya beda secara fisik, rayap pekerja dan tidak bersayap tubuhnya berwarna putih.


Rayap itu kelakuannya mirip semut. Dan disebut rayap itu hanya sebutan secara umum sih. Sejatinya, rayap memiliki perbedaan jenis dan koloni. Seperti halnya semut atau lebah, yang memiliki fakultas sendiri-sendiri. Ada semut pudak, semut api, semut madu, dll. Rayap pun demikian, hidup dengan tugas masing-masing sesuai fakultasnya, demi kelangsungan habitatnya. Dalam setiap jenisnya, ada yang profesinya sebagai kuli, buruh, karyawan pabrik, prajurit, Bodyguard dan raja. Tiap status sosial ini memiliki fungsi masing-masing. Pada umumnya, rayap tidak bersayap, tapi ada juga yang terlahir untuk menjadi pilot AU.

Ibarat sebuah pemerintahan, hewan koloni ini juga memiliki angkatan darat dan angkatan udara. Angkatan daratnya adalah para rayap mungkin lebih kepada para bodyguard yang menjaga sang ratu untuk tetap eksis dalam proses persalinannya. Ya, tugas raja dan ratu hanya makan minum dan beranak, eh bertelur. (Kalau pemerintah Endonesa modelnya seperti itu, makan minum dan...?). Angkatan laut kayaknya memang sudah dari sononya, tidak sengaja dibentuk. Mungkin pertimbangannya mubadzir kali ya, secara habitnya kan memang tidak tersalur di perairan. So, tidak dibutuhkan. Entahlah jika suatu hari dunia rayap mengenal sejarah titanic, mereka mungkin bakal terpanggil untuk berevolusi ke lautan dan terinspirasi menciptakan kapal pesiar rayap unyu. (kayaknya dah out topic deh. Ok balik dah!)


Jadi peran angkatan laut rayap ini bisa menjadi pertanda perubahan musim dari kemarau ke hujan. Atau itulah mengapa tiap kali hujan, angkatan laut rayap ini bertebaran kemana-mana, melanglang buana. Mereka mencari suaka baru demi pertahanan koloninya. Orang biasa menyebutnya sebagai anai-anai atau laron. Saya sewaktu kecil, senang sekali jika tiap pagi usai turun hujan semalaman, para laron ini berseliweran di bentangan udara. Apalagi kalau bertepatan dengan hari libur sekolah, rasanya kurang afdhal usai hujan semalam, di pagi hari tidak jalan-jalan cari laron. Jika sudah begitu, saya dan beberapa teman sebaya berlari-lari mengejar dan mengumpulkannya. Obsesi kami pada saat itu cita rasa kegurihannya setelah digoreng. Apalagi kalau diolah dengan telor dadar. Yummy...

Yach, Ekspedisi udara para laron itu memang sering berakhir di penggorengan kami. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya menikmati mereka dan karena rasa hormat ini pula, saya tidak membuangnya sia-sia, mubadzir. Jika salah satu dari kami mendapatkan lebih banyak, terkadang saling membagikan hasil tangkapan atau yang sudah diolah jadi makanan. (Ah, jadi kangen dadar rayap...he).

Oke, itu laron yang berdasarkan ilmiahnya adalah rayap. Dari situ, saya sedikit berdamai bila laron itu tidak menyakiti, tidak menggigit seperti halnya rayap, dan sudah pasti gurih digoreng, maka rayap sendiri sebaliknya. Sudah merugikan, menyakiti dan tidak bisa dimanfaatkan oleh pencernaan. Menyebalkan bukan?


salah satu korban mahakarya si semut putih


Nah, tahu nggak, ternyata beberapa jenis rayap banyak yang mirip satu sama lain sehingga memang agak sulit dibedakan, kecuali ada jenis yang umum seperti rayap kayu kering (Cryptotermes). Rayap ini menghuni dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti Macrotermes) yang sarang koloninya biasa terdapat di dalam tanah lembab. Ukuran tubuhnya pun relatif besar.
Penampilan rayap memang mirip semut. Meski kemiripan itu cukup banyak juga perbedaannya, bahkan semut merupakan salah satu musuh utama dari rayap loh. Secara sistematika/filogenetika semut mendekati golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam Ordo Hymenoptera  (bersayap selaput). Subhanallah...!

Meski dikatakan mirip satu sama lain, antara semut dan rayap memiliki perbedaan menonjol loh.

1.      Gaya hidup rayap dan semut ditinjau dari segi mata pencaharian.
Semut lebih terbuka dalam mencari makan dan rayap lebih tertutup.  Jalur lintasan semut lebih terbuka dan mudah ditemukan, sementara rayap memiliki jalur lintasan mirip sebuah labirin bawah tanah. Orang tak akan menemukan secara mudah jika tidak membongkar permukaan. Semut lebih pada sifat transparan dalam sistem pemerintahan dan perusahaannya dibanding rayap. Itulah mengapa manusia terisnpirasi dengan rayap dalam mengembangkan khazanah keilmuan bahasa dan peribahasa. “manusia rayap” boleh dibilang manusia munafiq, perilakunya tak jauh beda dengan rayap. Tampilan luar baik, dalamnya membinasakan.
2.      Rayap harus melalui metamorfosa hemimetabola
Dalam perkembangan hidupnya, dilalui secara bertahap, yang menurut teorinya (tahap pertumbuhan) berawal dari telur, nimfa dan dewasa. Stadium dewasa ini pada serangga biasanya terdiri atas individu bersayap (contohnya laron). Itu dikarenakan sifat polimorfismenya. Ternyata stadium dewasa rayap juga ada yang berkasta pekerja. Bentuknya seperti nimfa, berwarna keputih-putihan. Ada pula yang berkasta prajurit, warna dan bentuk lebih sedikit garang nan ganas. Kalau semut perkembangannya termasuk holometabola. Maksudnya harus melalui tahap-tahap pertumbuhan telur, lalu larva, nimfa dan barulah stadium dewasa. Disebut pula sebagai semut pekerja tak bersayap (alates)

Akan lebih bijaklah tampaknya jika saya uraikan secara adil dan obyektif, bahwa rayap hakikatnya memiliki manfaat bagi ekosistem manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh pakarnya Rudy C Tarumingkeng, PhD (Guru Besar Institut Pertanian Bogor)



"Makanan utamanya adalah kayu atau bahan yang terutama terdiri atas selulosa. Dari perilaku makan yang demikian dapat disimpulkan bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam ekosistem manusia. Rayap merupakan konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen. Tapi masalahnya adalah manusia juga merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap. Semula agak mengherankan para pakar bahwa rayap mampu makan (menyerap) selulosa karena manusia sendiri tidak mampu mencernakan selulosa (bagian berkayu dari sayuran yang kita makan, akan dikeluarkan lagi !), sedangkan rayap mampu melumatkan dan menyerapnya sehingga sebagian besar ekskremen hanya tinggal lignin saja. Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan berbagai protozoa flagellata  dalam usus bagian belakang dari berbagai jenis rayap (terutama rayap tingkat rendah: Mastotermitidae, Kalotermitidae dan Rhinotermitidae), yang ternyata berperan sebagi simbion untuk melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencernakan dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa seperti famili Termitidae, bukan protozoa  yang berperan tetapi bakteria -- dan bahkan pada beberapa jenis rayap seperti Macrotermes , Odontotermes dan Microtermes memerlukan bantuan jamur perombak kayu yang dipelihara di "kebun jamur" dalam sarangnya."

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
1.     Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae (famili Kalotermitidae), hama pohon jati.
2.  Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).
3.     Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo termitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.
4.     Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptoterme s (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macr­otermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.
5.     Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. Dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.


So, apapun itu manfaat dan kegunaannya, untuk saya dan lingkungan sekitar saat ini, sungguh rayap merupakan musuh yang nyata. disayang malah nendang, dipiara pun balik menyiksa. Dikonsumsi tak bisa, apapalagi diternak, malah jadi senjata makan tuan nantinya.

Pokoknya, hingga detik tulisan dipublish, saya atas nama Ukasah Habiby menyatakan perang terhadap rayap. Terutama rayap jenis rangas yang nggragas.

Oke! tunggu pembalasan saya ya, Yap!

Salam jari tengah deh ((Y_Y)). 




%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%

0 komentar:

 

Sabaqaka Ukasyah Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon

Modified by Abu Hamzah for Ukasyah Habiby