%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%
Beberapa hari lalu, saya
mengalami korban bully pasukan Allah yang paling seksi, kaum rayap. Kalau boleh
saya sedikit memberi gelar pada makhluk ini, maka saya menyebutnya sebagai
binatang pengukir atau arsitek pembangunan yang paling teruji kengawurannya.
Bagaimana tidak, puluhan buku dan berkas-berkas serta uang berhasil diukir
olehnya tanpa mengenal batas suku, ras maupun geografis. Tentu saja, aset
pribadi maupun umat terkikis habis tiada ampun. Menangisinya sia, marahpun pada
siapa. Apalagi melabrak babat habis, tiada guna.
Itulah rayap, makhluk Allah
yang juga pengukir tongkat Nabi Sulaiman, ketika maut menjemput dalam posisi berdiri
dan jasadnya bersandar pada tongkat kayu tersebut. Dari ulahnya pula, terkuak
misteri jenasah berdiri sang raja diraja sulaiman alaihissalam. Sebab, kayu itu diukirnya hingga rapuh dan patah. Tak lagi mampu menyangga kekuatan jasad Sulaiman yang bertumpu padanya.
Bicara soal rayap, ada info
penting tentang serangga imut nan unyu itu. Keimutannya bisa mengalahkan
keunyuan artis cilik si baim atau afika sekalipun. Tapi jangan salah, di balik
keimutan itu rayap sangat menjengkelkan dalam beraksi. Hasil karyanya bikin jeng
kelin makin eksis dan yang pasti harus siap kehilangan barang berharga.
Saran saya hanya satu, basmi hewan itu atau anda harus rela berkorban.
Tampaknya ada yang dendam nih. Bukan dendam sih sebetulnya, tapi lebih ke arah
sakit hati. (beda yak?).
Oh, ya kali ini saya mau
kenalin binatang imut nan unyu itu. Nama lahirnya rayap, sejak kecil saya
dikenalin juga nama itu. dalam bahasa jawa disebut rangas. Sejak zaman
baheula dari nenek moyang saya juga rayap namanya. serangga daerah tropika dan subtropika. Tapi kini sudah mulai
berkelanan kemana-mana. Mungkin sudah terpengaruh iklan rokok “my live my
adventure”. Rayap sudah
mulai menapaki ketenaran hingga daerah sedang (temperate ) dengan batas-batas 50o LU dan LS. Jadi wajarlah
jika semodern apapun kota sekarang ini, tak luput metropolisi (Nah, loh
binun kan? Sama!) sekalipun, rayap mulai menggerayangi hingar bingar kehidupan
kota. rayap pun juga berevolusi dengan modernisasi.
Rayap juga merupakan binatang
serangga sosial, anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama penting
kehidupan manusia. (Lho kok penting ya? Penting untuk diperhatikan ;)). Rayap
itu biasa bersarang pada kayu-kayu, lalu memakannya. Bisa jadi perabot rumah
tangga dan segala macam furnitur dari kayu menjadi obyek pesta rakyatnya kaum
rayap. Sudah pasti merugikan sekali kan. Tahu nggak, rayap itu masih berkerabat
dengan semut. Secara, semut itu kan juga hewan sosial, gitu loh. Rayap disebut
juga semut putih (white ant), makanya disebut begitu karena mirip
tingkah polahnya dengan semut. Hanya beda secara fisik, rayap pekerja dan tidak
bersayap tubuhnya berwarna putih.
Rayap itu kelakuannya mirip
semut. Dan disebut rayap itu hanya sebutan secara umum sih. Sejatinya, rayap
memiliki perbedaan jenis dan koloni. Seperti halnya semut atau lebah, yang
memiliki fakultas sendiri-sendiri. Ada semut pudak, semut api, semut madu, dll.
Rayap pun demikian, hidup dengan tugas masing-masing sesuai fakultasnya, demi
kelangsungan habitatnya. Dalam setiap jenisnya, ada yang profesinya sebagai
kuli, buruh, karyawan pabrik, prajurit, Bodyguard dan raja. Tiap status sosial
ini memiliki fungsi masing-masing. Pada umumnya, rayap tidak bersayap, tapi ada
juga yang terlahir untuk menjadi pilot AU.
Ibarat sebuah pemerintahan,
hewan koloni ini juga memiliki angkatan darat dan angkatan udara. Angkatan daratnya
adalah para rayap mungkin lebih kepada para bodyguard yang menjaga sang ratu
untuk tetap eksis dalam proses persalinannya. Ya, tugas raja dan ratu hanya
makan minum dan beranak, eh bertelur. (Kalau pemerintah Endonesa modelnya
seperti itu, makan minum dan...?). Angkatan laut kayaknya memang sudah dari
sononya, tidak sengaja dibentuk. Mungkin pertimbangannya mubadzir kali ya,
secara habitnya kan memang tidak tersalur di perairan. So, tidak dibutuhkan. Entahlah
jika suatu hari dunia rayap mengenal sejarah titanic, mereka mungkin bakal
terpanggil untuk berevolusi ke lautan dan terinspirasi menciptakan kapal pesiar
rayap unyu. (kayaknya dah out topic deh. Ok balik dah!)
Jadi peran angkatan laut rayap
ini bisa menjadi pertanda perubahan musim dari kemarau ke hujan. Atau itulah
mengapa tiap kali hujan, angkatan laut rayap ini bertebaran kemana-mana,
melanglang buana. Mereka mencari suaka baru demi pertahanan koloninya. Orang
biasa menyebutnya sebagai anai-anai atau laron. Saya sewaktu kecil, senang
sekali jika tiap pagi usai turun hujan semalaman, para laron ini berseliweran
di bentangan udara. Apalagi kalau bertepatan dengan hari libur sekolah, rasanya
kurang afdhal usai hujan semalam, di pagi hari tidak jalan-jalan cari laron.
Jika sudah begitu, saya dan beberapa teman sebaya berlari-lari mengejar dan
mengumpulkannya. Obsesi kami pada saat itu cita rasa kegurihannya setelah
digoreng. Apalagi kalau diolah dengan telor dadar. Yummy...
Yach, Ekspedisi udara para
laron itu memang sering berakhir di penggorengan kami. Dengan tanpa mengurangi
rasa hormat saya menikmati mereka dan karena rasa hormat ini pula, saya tidak
membuangnya sia-sia, mubadzir. Jika salah satu dari kami mendapatkan lebih
banyak, terkadang saling membagikan hasil tangkapan atau yang sudah diolah jadi
makanan. (Ah, jadi kangen dadar rayap...he).
Oke, itu laron yang
berdasarkan ilmiahnya adalah rayap. Dari situ, saya sedikit berdamai bila laron
itu tidak menyakiti, tidak menggigit seperti halnya rayap, dan sudah pasti
gurih digoreng, maka rayap sendiri sebaliknya. Sudah merugikan, menyakiti dan
tidak bisa dimanfaatkan oleh pencernaan. Menyebalkan bukan?
salah satu korban mahakarya si semut putih |
Nah, tahu
nggak, ternyata beberapa jenis rayap banyak
yang mirip satu sama lain sehingga memang agak sulit dibedakan,
kecuali ada jenis
yang umum seperti rayap kayu kering (Cryptotermes). Rayap ini menghuni dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti Macrotermes) yang sarang koloninya biasa terdapat di dalam
tanah lembab. Ukuran tubuhnya pun relatif besar.
Penampilan rayap memang
mirip semut. Meski kemiripan itu cukup banyak juga
perbedaannya, bahkan semut merupakan salah
satu musuh utama dari rayap loh. Secara sistematika/filogenetika semut mendekati golongan lebah, sehingga
kedua serangga ini dicakup dalam Ordo Hymenoptera (bersayap
selaput). Subhanallah...!
Meski dikatakan mirip satu sama lain, antara
semut dan rayap memiliki perbedaan menonjol loh.
1.
Gaya hidup rayap dan
semut ditinjau dari segi mata pencaharian.
Semut lebih terbuka dalam
mencari makan dan rayap lebih tertutup. Jalur
lintasan semut lebih terbuka dan mudah ditemukan, sementara rayap memiliki
jalur lintasan mirip sebuah labirin bawah tanah. Orang tak akan menemukan
secara mudah jika tidak membongkar permukaan. Semut lebih pada sifat transparan
dalam sistem pemerintahan dan perusahaannya dibanding rayap. Itulah mengapa
manusia terisnpirasi dengan rayap dalam mengembangkan khazanah keilmuan bahasa dan
peribahasa. “manusia rayap” boleh dibilang manusia munafiq, perilakunya tak
jauh beda dengan rayap. Tampilan luar baik, dalamnya membinasakan.
2.
Rayap harus melalui metamorfosa
hemimetabola
Dalam perkembangan hidupnya, dilalui
secara bertahap, yang menurut teorinya (tahap pertumbuhan) berawal dari telur,
nimfa dan dewasa. Stadium dewasa ini pada serangga biasanya terdiri atas
individu bersayap (contohnya laron). Itu dikarenakan sifat polimorfismenya. Ternyata
stadium dewasa rayap juga ada yang berkasta pekerja. Bentuknya seperti nimfa,
berwarna keputih-putihan. Ada pula yang berkasta prajurit, warna dan bentuk
lebih sedikit garang nan ganas. Kalau semut perkembangannya termasuk
holometabola. Maksudnya harus melalui tahap-tahap pertumbuhan telur, lalu
larva, nimfa dan barulah stadium dewasa. Disebut pula sebagai semut pekerja tak
bersayap (alates)
Akan lebih bijaklah tampaknya
jika saya uraikan secara adil dan obyektif, bahwa rayap hakikatnya memiliki
manfaat bagi ekosistem manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh pakarnya Rudy C Tarumingkeng, PhD (Guru Besar Institut Pertanian Bogor)
"Makanan utamanya adalah kayu atau bahan yang terutama terdiri atas selulosa. Dari perilaku makan yang demikian dapat disimpulkan bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam ekosistem manusia. Rayap merupakan konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen. Tapi masalahnya adalah manusia juga merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap. Semula agak mengherankan para pakar bahwa rayap mampu makan (menyerap) selulosa karena manusia sendiri tidak mampu mencernakan selulosa (bagian berkayu dari sayuran yang kita makan, akan dikeluarkan lagi !), sedangkan rayap mampu melumatkan dan menyerapnya sehingga sebagian besar ekskremen hanya tinggal lignin saja. Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan berbagai protozoa flagellata dalam usus bagian belakang dari berbagai jenis rayap (terutama rayap tingkat rendah: Mastotermitidae, Kalotermitidae dan Rhinotermitidae), yang ternyata berperan sebagi simbion untuk melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencernakan dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa seperti famili Termitidae, bukan protozoa yang berperan tetapi bakteria -- dan bahkan pada beberapa jenis rayap seperti Macrotermes , Odontotermes dan Microtermes memerlukan bantuan jamur perombak kayu yang dipelihara di "kebun jamur" dalam sarangnya."
Berdasarkan lokasi sarang
utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan dalam
tipe-tipe berikut :
1. Rayap pohon, yaitu
jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam pohon
dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah
Neotermes tectonae (famili Kalotermitidae), hama
pohon jati.
2. Rayap kayu lembab,
menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan dengan
tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).
3. Rayap kayu kering,
seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo termitidae), hidup dalam kayu
mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan
perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya
butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di
lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan
dengan tanah, karena habitatnya kering.
4. Rayap subteran, yang umumnya
hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau
membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia
rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili
Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptoterme s (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes.
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macrotermes namun perbedaan utama adalah
kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada
hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh
lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang
bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati
menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.
5. Rayap tanah. Jenis-jenis
rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka bersarang dalam
tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu,
serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan
adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. Dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini
sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari
sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok
yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran yang
sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.
So, apapun itu manfaat dan kegunaannya, untuk saya dan lingkungan sekitar saat ini, sungguh rayap merupakan musuh yang nyata. disayang malah nendang, dipiara pun balik menyiksa. Dikonsumsi tak bisa, apapalagi diternak, malah jadi senjata makan tuan nantinya.
Pokoknya, hingga detik tulisan dipublish, saya atas nama Ukasah Habiby menyatakan perang terhadap rayap. Terutama rayap jenis rangas yang nggragas.
Pokoknya, hingga detik tulisan dipublish, saya atas nama Ukasah Habiby menyatakan perang terhadap rayap. Terutama rayap jenis rangas yang nggragas.
Oke! tunggu pembalasan saya ya, Yap!
Salam jari tengah deh ((Y_Y)).
%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%
0 komentar:
Posting Komentar