5/02/2013

Mainan Air


Mengapa anak suka bermain air?

Sebuah tanya untuk setiap kita, pasti aneh rasanya untuk menjawab dan menguraikannya.  Tentu jawaban saya, kamu, dia, ataupun kita cukup beragam dalam beda dan sama. Lebih tepatnya, relatif mungkin ya.

Untuk menjawab pertanyaan sederhana tapi menggelitik ini, saya flashback masa kecil saya dahulu. Dimana apa yang saya rasakan saat itu, mematangkan apa jawaban tepat untuk mengulasnya. 

Saya mengakui, bahwa bermain air cukup menyenangkan. Sensasi rasa dinginnya, percikannya yang menggoda, struktur adaptasi di setiap persinggahannya, dan juga misteri keabstrakkannya, yang tak bisa dipegang oleh anggota tubuh. Namun, betapa mungkin untuk dirasakan. Jangankan anak-anak, para dewasa pun asyik menikmati permainan air dalam bentuk apapun. kecuali bagi penderita khusus, yang rentan terhadap air itu sendiri.

Saya jadi teringat sepenggal sejarah masa silam, dimana bak mandi rumah cukup menggiurkan untuk diceburi. Bayangkan saja, bak kamar mandi dengan tinggi 1 meter, panjang 3 meter dan lebarnya 1 meter. Sementara tubuh mungil saya sepantaran anak usia SD, yang pasti begitu mungil nan unyu. Bisa ditebak, bak kamar mandi itu tak ubahnya sebuah kolam renang yang cukup menjanjikan kedamaian bukan?

Nggak pake lama alias GPL, saya dan adik sepupu saya nyemlung berdua. Kami sering kencan mandi bareng, tujuannya untuk menyatukan visi misi keriangan batin. Dan kalau sudah nyemplung, sering lupa waktu. Kami mandi berjam-jam tiada lepas kungkum hingga membiru. 

Lama-lama ibu mulai curiga. Tak pagi maupun sore, kami kompak kencan mandi bareng. Sudah begitu, lama pula. Pernah Suatu kali ibu menggedor pintu kamar mandi, memastikan apa yang kami lakukan di dalam. Tak mau ketahuan, aku dan adik sepupuku sepakat pura-pura mencuci pakaian dalam sambil pura-pura bermain air. Hal urgen adalah jangan sampai ketahuan kalau kami sudah nyemplung bak kamar mandi. Bunyi-bunyian sesekali atau selingan suara gebyuran air dari ciduk menyiasati kibulan untuk ibu. 

Bagi kami pada saat itu, tanpa pertimbangan mendalam bagaimana jika modus kami terendus. Yang terpenting happy, itu saja. kecurigaan ibu mulai tak terbendung. Beberapa kali ibu mengintai, maka beberapa kali pula dugaan ibu menguat. Terlebih kami lalai, bahwa tiap usai aksi renang di bak, bekas-bekas tindakan kriminalitas kami cukup kentara. Terutama pengaruh warna air yang awalnya jernih, mendadak keruh.

Alamaak!

Dan pada suatu malam, di senggang waktu belajar bersama, ibu menemani belajar kami. Setengah berbisik, ibu menengadahkan wajahnya ke arahku dan adik sepupu. 

"Kalian berenang di bak kamar mandi ya?"

Seketika aku dan adik sepupuku melongo. Layaknya maling kepergok warga dan hendak di massa, kami hanya terpana bingung mau menjawab apa. Bohong? dengan dalih apa, semua sudah terlalu kuat mendukung pertanyaan ibu yang sifatnya dakwaan. 

Dakwaan ibu jelas sudah yakin bulat, sebulat biji matanya yang menghakimi kami. Dalam diam, kami saling berpandangan dan gigih mencari alibi. Nihil!

"Mehehe..." hanya itu jawaban kami. Menyerah sudah. Biar ibu marah pun, toh kami mengakui itu kecerobohan kami.

"Hm, besok jangan diulangi lagi! kalian menyisakan daki pada banyak orang."

pesan ibu mengingatkan. Pandangan ibu menyiratkan sinar kemenangan sekaligus penghargaan atas kejujuran kami. sejujurnya, aku dan adik sepupuku lega, karena kami bebas dari kemarahan dan hukuman. Saat itu kami pun berjanji tidak mengulangi lagi.

Namanya juga anak-anak, sekali itu dijanji. Kapok! tapi kapok lombok. Esok hari setelah beberapa hari bertaubat, kembali rayuan bak kolah menggoda iman kami. Iman sekelas anak SD. Sempat terselip ragu. Tak dinyana, entah bisikan darimana, sedikit luluh kami terbuai 

"Cobalah sekali ini saja. Besok tak akan diulang lagi. Itung-itunglah dah lama bertaubat."

Bisa ditebakkan, seperti sinetron Endonesiya banget deh. Aku dan adik sepupuku kembali beraksi, meski harus menyelisihi janji. 

Dan orangtua pun tak bisa dibohongi. Kami yang amatiran ini kembali terpergok.

Apa yang terjadi? 

"Kalian tak malu dengan Allah kah? Secara mandi bareng itu haram, Nak. Apalagi kalian sudah berjanji. Kalau sudah berbuat begini, enaknya dihukum apa ya? Ibu salah nggak kalau kasih hukuman? Daripada Allah yang kasih hukuman kan."

Tuiiing!

Janji deh, Bu. Nggak akan ulangi lagi...

Ya, saat itu kami memang benar-benar kapok dan malu. Terlebih tindakan ibu pun konsekwen dengan sikapnya. Beliau terus memantau jam-jam mandi kami. Tak boleh lagi mandi bareng di satu kamar mandi. AURAT! itu warning singkat dari ibu. Kami bisa paham.

Dan, apapun yang terjadi meski sudah tak lagi mandi bareng, kami masih suka main air. 
Nah, kalau yang dewasa suka main air, apalagi anak-anak kan. mereka masih masa pertumbuhan dan memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar.

Olehnya, jangan pernah melarang anak-anak bermain air. Jika pada kondisi yang tidak mendukung, baiknya alihkan saja pada hal-hal positif.

Ingat, jangan melarangnya, sebab itu akan mematikan rasa ingin tahunya.


Salam main air :)



*=====*

Continue Reading...

5/01/2013

Sesi Mengenali Musuh


%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%


Beberapa hari lalu, saya mengalami korban bully pasukan Allah yang paling seksi, kaum rayap. Kalau boleh saya sedikit memberi gelar pada makhluk ini, maka saya menyebutnya sebagai binatang pengukir atau arsitek pembangunan yang paling teruji kengawurannya. Bagaimana tidak, puluhan buku dan berkas-berkas serta uang berhasil diukir olehnya tanpa mengenal batas suku, ras maupun geografis. Tentu saja, aset pribadi maupun umat terkikis habis tiada ampun. Menangisinya sia, marahpun pada siapa. Apalagi melabrak babat habis, tiada guna.


Itulah rayap, makhluk Allah yang juga pengukir tongkat Nabi Sulaiman, ketika maut menjemput dalam posisi berdiri dan jasadnya bersandar pada tongkat kayu tersebut. Dari ulahnya pula, terkuak misteri jenasah berdiri sang raja diraja sulaiman alaihissalam. Sebab, kayu itu diukirnya hingga rapuh dan patah. Tak lagi mampu menyangga kekuatan jasad Sulaiman yang bertumpu padanya.


Bicara soal rayap, ada info penting tentang serangga imut nan unyu itu. Keimutannya bisa mengalahkan keunyuan artis cilik si baim atau afika sekalipun. Tapi jangan salah, di balik keimutan itu rayap sangat menjengkelkan dalam beraksi. Hasil karyanya bikin jeng kelin makin eksis dan yang pasti harus siap kehilangan barang berharga. Saran saya hanya satu, basmi hewan itu atau anda harus rela berkorban. Tampaknya ada yang dendam nih. Bukan dendam sih sebetulnya, tapi lebih ke arah sakit hati. (beda yak?).

Oh, ya kali ini saya mau kenalin binatang imut nan unyu itu. Nama lahirnya rayap, sejak kecil saya dikenalin juga nama itu. dalam bahasa jawa disebut rangas. Sejak zaman baheula dari nenek moyang saya juga rayap namanya. serangga daerah tropika dan subtropika. Tapi kini sudah mulai berkelanan kemana-mana. Mungkin sudah terpengaruh iklan rokok “my live my adventure”. Rayap sudah mulai menapaki ketenaran hingga daerah sedang (temperate ) dengan batas-batas 50o LU dan LS. Jadi wajarlah jika semodern apapun kota sekarang ini, tak luput metropolisi (Nah, loh binun kan? Sama!) sekalipun, rayap mulai menggerayangi hingar bingar kehidupan kota. rayap pun juga berevolusi dengan modernisasi.


Rayap juga merupakan binatang serangga sosial, anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. (Lho kok penting ya? Penting untuk diperhatikan ;)). Rayap itu biasa bersarang pada kayu-kayu, lalu memakannya. Bisa jadi perabot rumah tangga dan segala macam furnitur dari kayu menjadi obyek pesta rakyatnya kaum rayap. Sudah pasti merugikan sekali kan. Tahu nggak, rayap itu masih berkerabat dengan semut. Secara, semut itu kan juga hewan sosial, gitu loh. Rayap disebut juga semut putih (white ant), makanya disebut begitu karena mirip tingkah polahnya dengan semut. Hanya beda secara fisik, rayap pekerja dan tidak bersayap tubuhnya berwarna putih.


Rayap itu kelakuannya mirip semut. Dan disebut rayap itu hanya sebutan secara umum sih. Sejatinya, rayap memiliki perbedaan jenis dan koloni. Seperti halnya semut atau lebah, yang memiliki fakultas sendiri-sendiri. Ada semut pudak, semut api, semut madu, dll. Rayap pun demikian, hidup dengan tugas masing-masing sesuai fakultasnya, demi kelangsungan habitatnya. Dalam setiap jenisnya, ada yang profesinya sebagai kuli, buruh, karyawan pabrik, prajurit, Bodyguard dan raja. Tiap status sosial ini memiliki fungsi masing-masing. Pada umumnya, rayap tidak bersayap, tapi ada juga yang terlahir untuk menjadi pilot AU.

Ibarat sebuah pemerintahan, hewan koloni ini juga memiliki angkatan darat dan angkatan udara. Angkatan daratnya adalah para rayap mungkin lebih kepada para bodyguard yang menjaga sang ratu untuk tetap eksis dalam proses persalinannya. Ya, tugas raja dan ratu hanya makan minum dan beranak, eh bertelur. (Kalau pemerintah Endonesa modelnya seperti itu, makan minum dan...?). Angkatan laut kayaknya memang sudah dari sononya, tidak sengaja dibentuk. Mungkin pertimbangannya mubadzir kali ya, secara habitnya kan memang tidak tersalur di perairan. So, tidak dibutuhkan. Entahlah jika suatu hari dunia rayap mengenal sejarah titanic, mereka mungkin bakal terpanggil untuk berevolusi ke lautan dan terinspirasi menciptakan kapal pesiar rayap unyu. (kayaknya dah out topic deh. Ok balik dah!)


Jadi peran angkatan laut rayap ini bisa menjadi pertanda perubahan musim dari kemarau ke hujan. Atau itulah mengapa tiap kali hujan, angkatan laut rayap ini bertebaran kemana-mana, melanglang buana. Mereka mencari suaka baru demi pertahanan koloninya. Orang biasa menyebutnya sebagai anai-anai atau laron. Saya sewaktu kecil, senang sekali jika tiap pagi usai turun hujan semalaman, para laron ini berseliweran di bentangan udara. Apalagi kalau bertepatan dengan hari libur sekolah, rasanya kurang afdhal usai hujan semalam, di pagi hari tidak jalan-jalan cari laron. Jika sudah begitu, saya dan beberapa teman sebaya berlari-lari mengejar dan mengumpulkannya. Obsesi kami pada saat itu cita rasa kegurihannya setelah digoreng. Apalagi kalau diolah dengan telor dadar. Yummy...

Yach, Ekspedisi udara para laron itu memang sering berakhir di penggorengan kami. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya menikmati mereka dan karena rasa hormat ini pula, saya tidak membuangnya sia-sia, mubadzir. Jika salah satu dari kami mendapatkan lebih banyak, terkadang saling membagikan hasil tangkapan atau yang sudah diolah jadi makanan. (Ah, jadi kangen dadar rayap...he).

Oke, itu laron yang berdasarkan ilmiahnya adalah rayap. Dari situ, saya sedikit berdamai bila laron itu tidak menyakiti, tidak menggigit seperti halnya rayap, dan sudah pasti gurih digoreng, maka rayap sendiri sebaliknya. Sudah merugikan, menyakiti dan tidak bisa dimanfaatkan oleh pencernaan. Menyebalkan bukan?


salah satu korban mahakarya si semut putih


Nah, tahu nggak, ternyata beberapa jenis rayap banyak yang mirip satu sama lain sehingga memang agak sulit dibedakan, kecuali ada jenis yang umum seperti rayap kayu kering (Cryptotermes). Rayap ini menghuni dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti Macrotermes) yang sarang koloninya biasa terdapat di dalam tanah lembab. Ukuran tubuhnya pun relatif besar.
Penampilan rayap memang mirip semut. Meski kemiripan itu cukup banyak juga perbedaannya, bahkan semut merupakan salah satu musuh utama dari rayap loh. Secara sistematika/filogenetika semut mendekati golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam Ordo Hymenoptera  (bersayap selaput). Subhanallah...!

Meski dikatakan mirip satu sama lain, antara semut dan rayap memiliki perbedaan menonjol loh.

1.      Gaya hidup rayap dan semut ditinjau dari segi mata pencaharian.
Semut lebih terbuka dalam mencari makan dan rayap lebih tertutup.  Jalur lintasan semut lebih terbuka dan mudah ditemukan, sementara rayap memiliki jalur lintasan mirip sebuah labirin bawah tanah. Orang tak akan menemukan secara mudah jika tidak membongkar permukaan. Semut lebih pada sifat transparan dalam sistem pemerintahan dan perusahaannya dibanding rayap. Itulah mengapa manusia terisnpirasi dengan rayap dalam mengembangkan khazanah keilmuan bahasa dan peribahasa. “manusia rayap” boleh dibilang manusia munafiq, perilakunya tak jauh beda dengan rayap. Tampilan luar baik, dalamnya membinasakan.
2.      Rayap harus melalui metamorfosa hemimetabola
Dalam perkembangan hidupnya, dilalui secara bertahap, yang menurut teorinya (tahap pertumbuhan) berawal dari telur, nimfa dan dewasa. Stadium dewasa ini pada serangga biasanya terdiri atas individu bersayap (contohnya laron). Itu dikarenakan sifat polimorfismenya. Ternyata stadium dewasa rayap juga ada yang berkasta pekerja. Bentuknya seperti nimfa, berwarna keputih-putihan. Ada pula yang berkasta prajurit, warna dan bentuk lebih sedikit garang nan ganas. Kalau semut perkembangannya termasuk holometabola. Maksudnya harus melalui tahap-tahap pertumbuhan telur, lalu larva, nimfa dan barulah stadium dewasa. Disebut pula sebagai semut pekerja tak bersayap (alates)

Akan lebih bijaklah tampaknya jika saya uraikan secara adil dan obyektif, bahwa rayap hakikatnya memiliki manfaat bagi ekosistem manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh pakarnya Rudy C Tarumingkeng, PhD (Guru Besar Institut Pertanian Bogor)



"Makanan utamanya adalah kayu atau bahan yang terutama terdiri atas selulosa. Dari perilaku makan yang demikian dapat disimpulkan bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam ekosistem manusia. Rayap merupakan konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen. Tapi masalahnya adalah manusia juga merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap. Semula agak mengherankan para pakar bahwa rayap mampu makan (menyerap) selulosa karena manusia sendiri tidak mampu mencernakan selulosa (bagian berkayu dari sayuran yang kita makan, akan dikeluarkan lagi !), sedangkan rayap mampu melumatkan dan menyerapnya sehingga sebagian besar ekskremen hanya tinggal lignin saja. Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan berbagai protozoa flagellata  dalam usus bagian belakang dari berbagai jenis rayap (terutama rayap tingkat rendah: Mastotermitidae, Kalotermitidae dan Rhinotermitidae), yang ternyata berperan sebagi simbion untuk melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencernakan dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa seperti famili Termitidae, bukan protozoa  yang berperan tetapi bakteria -- dan bahkan pada beberapa jenis rayap seperti Macrotermes , Odontotermes dan Microtermes memerlukan bantuan jamur perombak kayu yang dipelihara di "kebun jamur" dalam sarangnya."

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
1.     Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae (famili Kalotermitidae), hama pohon jati.
2.  Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).
3.     Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo termitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.
4.     Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptoterme s (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macr­otermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.
5.     Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. Dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.


So, apapun itu manfaat dan kegunaannya, untuk saya dan lingkungan sekitar saat ini, sungguh rayap merupakan musuh yang nyata. disayang malah nendang, dipiara pun balik menyiksa. Dikonsumsi tak bisa, apapalagi diternak, malah jadi senjata makan tuan nantinya.

Pokoknya, hingga detik tulisan dipublish, saya atas nama Ukasah Habiby menyatakan perang terhadap rayap. Terutama rayap jenis rangas yang nggragas.

Oke! tunggu pembalasan saya ya, Yap!

Salam jari tengah deh ((Y_Y)). 




%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%*%
Continue Reading...

4/27/2013

Mari Bicara Perempuan




@*@*@*@*@*@*@*@*@*@

Bicara soal perempuan, itu hal yang wajar. terutama bagi perempuan itu sendiri. Bisa karena ingin mengenal diri sendiri atau menyelesaikan permasalahan yang tengah dialaminya. Bagi laki-laki pun bicara soal perempuan termasuk hal wajar dan standar. Mereka pun butuh tahu itu, meski terkadang dipandang aneh bahkan tabu. Asal mereka bukan bertujuan untuk menjadi perempuan (kecuali yang tidak normal), hal itu sah-sah saja. Mungkin saja mereka ingin memahami dan mengistimewakan perempuan, terutama ibu, istri atau saudarinya. 

Ya, apapun itu perempuan tetap makhluk Allah yang cukup istimewa nan unik.

keistimewaan perempuan tak kalah dengan laki-laki. Mereka sama berkualitasnya dengan laki-laki. Keistimewaan ini hanya didapat dari Al-Islam. Dan keistimewaan ini pula berupa kepemilikan pos-pos khusus, yang Allah sediakan itu semua tanpa dimiliki laki-laki. Tentu standar persamaan ini dalam kesempatan menggapai budi luhur serta porsi kedudukan yang mulia baik di dunia maupun di kehidupan selanjutnya.



1. Perempuan menjadi kunci kesuksesan laki-laki. 

Awal mula manusia dilahirkan tak lepas dari kekuatan dan keteguhan hati seorang ibu, yang itu perempuan. Perempuan yang kuat sekuat cengkraman dinding rahimnya mempertahankan sebuah kehidupan. dengan bekal rasa cinta kasihnya yang besar, dia rela mengorbankan kehidupannya demi calon kehidupan selanjutnya. Lantas, bila ia telah berhasil mempertahankan pintu gerbang kehidupan janin, ia pun menjadi almamater pertama untuk buah hatinya dan menjadi cikal bakal masa depannya.

2. Perempuan begitu kuat mempertahankan hatinya demi orang yang dikasihinya dari pada laki-laki. 

Bila dikatakan rata-rata berat otak laki-laki lebih berat 1,4 kg dari otak perempuan, itu sangat benar dan beralasan. Jauh sebelum penelitian tersebut, Islam telah memaparkan salah satu watak dasar laki-laki adalah akalnya setingkat lebih unggul dibanding perempuan. Hikmah dari itu semua, karena memang porsi laki-laki sebagai pemimpin sudah dipersiapkan oleh Allah. Sementara perempuan lebih menonjol dari sisi perasaan. besarnya perasaan yang Allah karuniakan untuknya itu membuatnya setia dan rela berkorban pada orang yang dicintainya. Besar rasa cintanya bersumber dari watak dasarnya sebagai sosok yang mengedepankan perasaan dibanding akal.

3. Cara pikir yang berliku dan bergelombang

Dari sebab karakter dasar perempuan lebih mengedepankan perasaan, maka model bicara perempuan bertingkat-tingkat dan ragu dalam memaparkan keinginannya. secara teori ilmiah dijelaskan bahwa serabut penghubung antara belahan otak kanan (intuisi) dan otak kiri (logika) lebih sedikit pada perempuan daripada laki-laki. Olehnya, perempuan lebih ekspresif dan mimik muka mudah terbaca sebagai gambaran suasana hatinya. Dan di dalam surat Az-Zukhruf: 18 ditegaskan akan benarnya teori itu. Perempuan selalu berbelit dalam menghadapi permasalahan. Untuk mengarah pada inti, harus melalui berbagai tikungan. *fil khisham ghairu mubin.

4. Perempuan lebih mampu menahan dingin

Perempuan lebih banyak menyimpan lemak dalam tubuhnya. Lemak ini berada dalam lindungan epidermis yang fungsinya seperti jaket kulit. Fungsinya memberikan kehangatan untuk buah hatinya. Lain halnya Laki-laki lebih menang pada ototnya, sehingga mereka unggul pada soal angkat beban. 
Namun, sebagian teori justru berpendapat sebaliknya. Perempuan kurang mampu menahan dingin dikarenakan permukaan kulit lebih besar, sehingga rata-rata perempuan suka ruangan yang hangat.


5. Perempuan lebih cerewet dibanding laki-laki

Hal itu kecenderungan naluri bawaan dari adanya kependekan akal serta menonjolnya perasaan. Perempuan ingin dipahami seutuhnya, karena itu ia memaparkan perasaan kasih sayangnya secara detail. Atau boleh jadi, karena merasa setiap delik perasaannya mengandung arti. Maka seringkali didapati perempuan cerewet, untuk mendeskripsikan apa ang dia rasakan. Perempuan pun menjadi lebih ekspresif. Bila laki-laki lebih menekankan inti, perempuan lika-liku penuturan memiliki inti di setiap incinya.   


6. Perempuan perlu kelembutan sekaligus ketegasan

Perempuan diibaratkan barang pecah belah. Tidak bisa diperlakukan kasar dan keras. sebab kekasaran dan kekerasan itu justru akan menjadi bumerang bagi pelaku kekerasan itu. Tindakan kekasaran dan kekerasan itu akan membuatnya terluka, dan luka itu meninggalkan bekas yang mendendam. Perempuan yang menyimpan luka, biasanya dia akan tertempa lebih tega, sadis dan kejam dari perlakuan yang didapatnya. kelembutannya akan menjadi semacam ular berbisa yang akan menggelincirkan seseorang pada kehancuran. 
Sebaliknya, perlakuan lemah lembut padanya, jangan sampai berlebihan. akibatnya, ia akan melonjak dan mengabaikan nilai-nilai kultural dan estetika. Ketegasan tidak bisa disamakan dengan kekerasan atau kekasaran. Tegas itu tetap bisa lembut, tapi kewibawaan mampu meluluhkan dan menundukkannya. Maka jangan mudah menyakiti perempuan, atau jika terlanjur menyakitinya, segeralah menyadarkannya untuk bisa memaafkan.

7. Perempuan Suka berbisik membisik dan dibisik

Dalam sejarah Nabi Yusuf alaihissalam, dikisahkan betapa perempuan-perempuan identik dengan gosip. Dibalik kelemahlembutannya, tersimpan senjata tajam, yaitu mulut pedas khas dunia intertainment. Pada dasarnya warning ketajaman lidah berlaku umum untuk laki dan perempuan. Penekanannya lebih ke arah perempuan, karena perempuan yang lebih berpotensi dan mudah untuk mengumbar informasi. Perempuan jarang yang mampu bertahan jika ada sesuatu yang dipendam. Olehnya, perempuan memiliki kemampuan mendeskripsikan perasaannya secara detail, akan tetapi rentan pula penyalahgunaan kelebihan ini. Perempuan lebih suka berkasak-kusuk. Indera pendengarannya rata-rata lebih tajam dari laki-laki. Hal itu membuatnya bisa menggabungkan beberapa aktivitas dalam satu waktu. perempuan bisa menerima telepon, sambil menyuapi makan anak dan menonton televisi. Namun, dia tidak mampu sefokus laki-laki.

8. Suka hal-hal sederhana tapi bermakna

Tak perlu sesuatu hal yang mahal nan mewah. Cukup sesuatu sederhana tapi memberikan kesan mendalam baginya.

9. mm... kasih tau G eaahh

(Yang ke sembilan ini masih perlu banyak pertimbangan, karena rahasia masa depan!  :P)


10. Boleh Nambahin, asal yang relevan nan logis




@*@*@*@*@*@*@*@*@






Continue Reading...

4/22/2013

Mengusik Kartini



Kepopuleran kartini tidak bisa dinafikan dan ditepis begitu saja. Sebagai anak manusia yang hidup di jaman serba latah begini, mau tak mau harus mau menghadapi realita kelatahan di jaman ini.  

Kartini yang dijadikan ikon kepahlawanan kaum wanita, seperti apa sih sosoknya? Hmm, Apa dia seperti ibu-ibu rumah tangga yang santun? perempuan yang memperhatikan suaminya? memperjuangkan pendidikan anak-anaknya? atau bagaimana? 
Kebetulan baru saja menyelesaikan setrika baju-baju saya, menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya, mengapa saya tidak dikartinikan? ini merupakan perjuangan berat seorang wanita kan? perjuangan melawan penat dan panas... secara setrika itu panas kan? (>_<)


menyetrika baju kartini?

Btw, kartini itu wanita pribumi jawa, asli rembang-jateng. Terlahir dari keluarga priyayi, yang kebetulan mendapat karunia dan kelebihan langka di banding wanita pribumi pada umumnya. salah satunya adalah intelektualitas dan pendidikan. (May be YES, may be NO). Kartini sempat mengenyam pendidikan lebih dari anak seusianya. Sayang, bukannya bersyukur tapi salah makin parah melampaui batas tutorial sebagai hamba. 

Bila budaya wanita pribumi pada saat itu sudah menginjak umur remaja, dia harus dipingit, begitu juga kartini. Dunia pingit wanita masa itu dihiasi tembok gagah melindungi. budaya dan tatanan memang sangat menjaga adat ketimuran, dalam memperlakukan wanita secara istimewa. Sayangnya memang, kegagahan tembok yang awalnya bersifat melindungi, dengan berjalannya waktu, tradisi itu malah jadi ikatan yang membelenggu. Dan tradisi ketimuran ini jika ada di tangan lelaki berpendidikan terbatas atau tak bijak, bisa jadi senjata untuk memperlakukan wanita seenaknya. (Apa benar begitu? may be yes may be No)

Dalam masyarakat fanatik itu budaya atau tradisi, pekerjaan dan tanggung jawab wanita terbatas di area tertentu. Sebagai akibat kefanatikan ini, banyak masyarakat masih mendiskriminasikan wanita. Pandangan terhadap wanita yang menyesatkan telah terungkap dengan sendirinya dalam berbagai cara. Terutama di masa lalu dan jauh dari nilai Islam, wanita mengalami perlakuan biadab. Misalnya, Allah mengungkapkan bahwa wanita dianggap sangat tidak berarti di beberapa masyarakat di mana ayah mereka mengubur mereka hidup-hidup segera setelah mereka lahir.

Tak ayal di masa kartini pun demikian, tradisi yang sudah membudaya itu bagi sebagian kalangan teramat sulit. Sebab, antara wanita membutuhkan pendidikan dan wanita jika terbiar atau terlalu lama diluar, itu jadi membahayakan. Olehnya para wanita dijaga sedemikian rupa sehingga tidak sembarangan keluar rumah. Tapi, di tangan sebagian lelaki otoriter, budaya ini menjadi hal yang berlebihan. Atau terkadang tidak memiliki perasaan kepada kaum perempuan, hingga terkesan lelaki berlaku seenaknya. Juga memanfaatkan kelakiannya sang otoriter. (*mumet)

Taruhlah contoh, seperti yang dilakukan ayah kartini. Ayah kartini memingit anak gadisnya, tapi tidak mengabaikan masa depan pendidikannya. maka konsekwensinya sang ayah harus mengimbangi dengan perhatian sesuai. perhatian itu berupa pendidikan yang memadai pula. tidak hanya sumur, dapur, kasur, pupur, akan tetapi juga pitutur lan adi luhur. Ini ada beda tipis yang musti harus dipahami, antara budaya mengekang dan budaya menjaga sekaligus mengembangkan. Terutama kalangan pria yang menganggap dirinya pengayom sejati.

Lalu, apa sih sebetulnya yang dilakukan kartini ini?
Konon nih, kartini sering curhat ke teman-temannya yang asal belanda. salah satunya rosa abendanon dan Estella "stella" Zeehandelaar. Mereka termasuk kalangan yahudi aktivis feminis-sosialis. Dengan mengutip sebuah pendeskripsian Pramoedya A.T kita tahu bagaimana sosok sahabat kartini itu.

”Estella Zeehandelaar adalah seorang gadis Yahudi Belanda dengan pandangan hidup sosialis yang berapi-api.Ia tidak menyetujui kalau Kartini masuk ke dalam dunia keagamaan. Stella mempengaruhi Kartini dalam pandangan hidup, bahwa kebajikan bukanlah barang monopoli kaum agama, karena orang pun –dan terutama sekali—dapat lakukan kebajikan karena perasaan tanggungjawab kepada sesama, karena nuraninya sendiri.” (Pramoedya Ananta ToerPanggil Aku Kartini Saja, Lentera Dipantara, 2010, Cet.Kelima, hal. 212)
Dan satu hal yang musti digarisbawahi, bahwa "apa dan siapa kita" dilihat teman dan sahabat kita!  teman dan sahabat adalah pantulan dari cara pikir seseorang. keberadaan teman dan sahabat itu saling mempengaruhi satu sama lain. jika tak saling cocok, tak mungkin ada keintiman disana.

So, siapa orang-orang yang paling intens dengan sosok kartini ini? apa perannya untuk bangsa dan perjuangannya, sehingga pantas untuk dijadikan ikon seorang pahlawan? mengingat pada masa itu Indonesia masih dalam kondisi tegang terjajah. Indonesia masih dalam kungkungan penjajah hindia-belanda. jadi mau tak mau perjuangan saat itu adalah pertumpahan darah. Darah macam mana yang ditumpahkan oleh sang kartini ini? Apa memakai istilah orang jaman sekarang, berdiplomasi atau "adat ketimuran yang anti kekerasan"? entahlah, dalam sejarah sepanjang yang saya tahu, pertumpahan darah bagi kartini adalah proses persalinan. Selebihnya adalah kisah curhat dan penggunggatan, yang dikemas indah dalih pendidikan dan perubahan. Hal itu sebagaimana diulas... wikipedia


Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki menuntut ilmu dan belajar. 
kartini ingin wanita pribumi jawa ini menjadi seperti wanita-wanita eropa yang dinilai "maju". Kartini  lantang menyuarakan emansipasi yang pemaknaannya sungguh melampaui batas-batas norma agama. Kalau sudah bicara agama, sebagai umat beragama; "Apa layak agama digugat, apdahal itu tatanan?"


"Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah."
pada kalimat yang dicetak tebal itu, ada sedikit pernyataan yang aneh, bukan? 
Selama berjam-jam saya berusaha baik sangka dan merefresh apa yang saya baca. Jika dulu ditanamkan pemahaman sebuah edaran bahwa kata mutiara khas nan populer seorang kartini adalah "habis gelap terbitlah terang", merupakan intisari dari ayat "minadh dhulumati ilannur", maka sinkronkah kata mutiara dengan nukilan ayat, sementara kartini sendiri menolak kekuatan agamanya sendiri? (eh, kartini muslimah bukan sih?)

Seorang muslim itu simple, yang utama adalah maslah aqidah. sebab aqidah itu asas segala amalan seorang muslim. Jika aqidahnya saja sudah diragukan, maka kelanjutannya itu tak bakal jauh dari dasarnya. Terbukti pula, ide-ide yang dicetuskan pun tak ubahnya ide kaki tangan para penjajah. Pantas saja, jika kini perayaan hari kartini adalah kalangan mereka yang memiliki kecenderungan terhadap loyalitas penjajah. 

Coba, pernahkah kita dapati orang yang merayakan hari kartini muncul dari muslimah kaffah terhadap diennya? tentu jawabnya TIDAK! seorang muslimah kaffah tidak akan mudah mengekor kaum penjilat dan kalangan tak jelas pengamalan agamanya. seorang muslimah sudah cukup dan percaya diri atas ajaran pemeliharaNya.

Hm, sebetulnya banyak hal yang perlu dikritisi dari sosok seorang kartini ini, meski bagaimana pun tanpa mengurangi rasa hormat sebagai pribumi, saya tidak semata-mata mengkritisinya. Namun, saya hanya meragukan keberadaannya sebagai sosok pahlawan Indonesia yang diprimadonakan, sementara yang lebih banyak berjuang darinya, mengapa tidak diagungkan pula? 

(mehehe...bingung kan? apalagi saya...

Apalagi, realitas terkini, yang kita saksikan secara kasat mata, hakikat perayaan hari kartini identik dengan penampilan wanita-wanita kenes, berlenggak-lenggok kemayu, idal-idul rambut bersanggul, tak malu pula kemben sekedar menyelimuti pinggul, dan segala aksesoris tak jelas lainnya. semua itu diupayakan hanya untuk berbangga-bangga. kontes kecantikan, hura-hura dan jauh pertimbangan hakikat manfaat dan mudharatnya.

Atau kalaupun ada acara-acara yang lebih "berisi", mungkin dianggap sedikit bertaji adalah menyorot wanita-wanita populer dari kalangan artis, dinilai sebagai sosok kuat dan energik. alih-alih keteladanan yang difokuskan, malah kebobrokan moral yang ditanamkan. 

Laa Hawla wa laa quwwata illa billah. 

Ini real adanya. Dan itu dapat disaksikan dengan mudah di banyak stasiun televisi nasional secara live. Begitukah sosok kartini yang nyata? Jika benar, betapa tragisnya pahlawan nasional kita ini!!!

Kalau tidak begitu... Ujung-ujungnya berdalih: "Ambil baiknya saja!"

Whatever, bersyukurlah pada apa yang Allah karuniakan. Sebagai muslimah, tetaplah percaya diri dan jangan mudah latah kepada suara mayoritas. Kasihan juga, Banyak muslimah yang dibodohi soal ini. Mereka lupa, bahwa diri mereka bisa lebih keren dan berkharisma dibanding sosok kartini yang masih kabur tentang dirinya sendiri. Masih meragukan integritas pribadinya sendiri. Sementara, Islam telah menyediakan banyak teladan muslimah yang lebih tsiqah. integritasnya tidak perlu diragukan lagi dan insyaAllah lebih menginspirasi dan mendidik. Jujur mencerdaskan!

So, Jika hari ini kita sudah banyak didoktrin tentang sosok kontroversial, maka sebagai penawarnya, kita juga harus mendoktrin diri dengan mempelajari sosok teladan tokoh muslimah unggulan. Dan teladan unggulan utama itu ada pada dirimu sendiri.

Be your Self, Wahai Muslimah sejati!





ISLAM CUKUP SEMPURNA UNTUK MENYEMPURNAKANMU


Continue Reading...

4/09/2013

Periksa Wudhu'mu Sebelum Shalatmu!


&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&


Pada suatu kesempatan setiba waktu shalat, dan posisi masih di jalan, aku mampir di suatu masjid untuk memenuhi panggilan ilahi. Masjid yang ku kunjungi merupakan masjid besar yang begitu indah. Arsitekturnya mirip mahakarya para arsitek timur tengah. Mungkin pula masjid-masjid di timur tengah sana menjadi referensi mereka. Gaya ukiran kaligrafi menghiasi tiap dinding lebarnya, menciptakan khas arabian nan bernuansa masjid nabawi. Setiap pancangan tiangnya mencapai 5 meter, menjulang dibalut hiasan tulisan arab terukir. Nyaris semua dipenuhi kaligrafi. Sungguh indah dan megah. 
Dan terpenting nilai suatu masjid adalah standar kebersihan kamar mandinya. Jika kamar mandinya bersih, tentu masjid itu bersih dan layak jual. Ya, layak kompetisi jual beli pada Allah Ta’ala. Kamar mandi bersih, rapi serta nyaman, karena fasilitasnya sesuai standar wanita muslimah yang memperhatikan kebersihan dan keamanan auratnya.
Saya suka dan bahagia mendapati masjid seperti itu. selalu yang terbetik di benak saya acap kali mengunjungi masjid yang nyaman, adalah sepanjat do’a terindah untuk penghuni dan pemakmur masjidnya, terutama ta’mir masjidnya itu.
“Semoga amalannya ikhlash karena Allah dan istiqamah selalu hingga akhir hayatnya.”
Aamiin. hatinya pasti ganteng! ^_^
Namun, kali ini saya mulai ditegur agar tidak mudah berbangga dengan segala keindahan dan kemegahan suatu kemasan. Bukan hendak meragukan ta’mir masjidnya, akan tetapi terkait rasa keprihatinan terhadap para pemilik masjid ini. Jika dikatakan bahwa masjid adalah milik umat Islam, maka yang hadir disana adalah umat Islam, terutama yang hendak bermadu kasih, bercengkrama, berkeluh kesah, dan menghiba pada pemeliharanya.
Tentu umat Islam yang memeluk agama sesuai Islam itu sendiri. Bukan orang non-Islam yang melaksanakan agama Islam. Bukan pula, Orang Islam yang menjalani ajaran Kristen.
Memangnya ada apa sih?
Begini saudara,
Aku mendapati seorang muslimah, jilbabnya lebar. Sebuah aksesoris dan identitas bahwa mau tak mau orang akan menilainya sebagai muslimah taat. Dan juga banyak mengenal agamanya. Tentu mau tak mau saya pun menilai begitu. Dia pasti orang keren yang paham akan agamanya. Tak kalahnya pula dia manis. Duh, saya aja berdesir kagum dibuatnya.
Saat itu dia hendak berwudhu’. Aku persilakan dia mendahuluiku. Sementara aku mengantri kamar mandi, tanpa sengaja aku memperhatikan segala gerakan gadis itu. mulai dari cara dia mengawali wudhu’, cuci tangan, berkumur-kumur hingga membasuh mukanya. Namun aku sedikit bingung ketika dia tiba-tiba menduliti ubun-ubunnya. Ku pikir dia sekedar membersihkan atau merapikan ujung rambutnya. Akan tetapi, lagi-lagi itu dilakukan tiga kali, bahkan mungkin lebih. Setelah itu, dia mencuci kedua tangannya berulang kali tanpa mempedulikan ujung sikunya. Yang dia lakukan adalah mencuci tangannya sambil menggosok-gosokkan saja. Lebih tepatnya cukup sebatas lengan tangannya saja.



Setelah itu membasuh muka entah berapa kali. Belum selesai ku terkaget-kaget seperti itu, tiba-tiba dia mengucurkan sedikit air ke arah daun telinganya berulang kali. 

Alamak! Dia bermaksud membasuh telinga?

Aku terpana dibuatnya. Tak habis pikir dengan hal ini. Usai itu sebuah adegan untuk mengakhiri serangkaian ritual berbasah-basah ria “wudhu” tadi, adalah mencuci kaki. Lebih mirip gaya petani yang mencuci kaki karena terkena belepotan tanah sawah. 
Aku melongo tak mampu berkata. Apakah dia tidak tahu tata cara berwudhu yang baik dan benar?

Ah, ya sudahlah! aku jadi masygul sendiri.

Saat itu aku hanya bisa termangu dan prihatin. Bagaimana dengan shalatnya? Bukankah wudhu seseorang itu menjadi penentu pula bagi shalat seseorang? Tiba-tiba aku merasa nelangsa sendiri. Teringat kisah yang dialami ayahku, ketika pernah suatu kali mengajar remaja setara usia SLTA. Dari sekitar 200-an murid, hanya 10 yang bisa wudhu dengan baik dan benar. Dari 10 menyusut menjadi 6 anak yang bisa membaca bacaan shalat dengan baik dan benar. Dan hanya 2 anak yang bisa menjalani uji shalat secara baik dan benar secara sempurna.
Astaghfirullah!
Yang berjilbab lebar begini saja belum bisa memahami seutuhnya tentang nilai-nilai berwudhu’, bagaimana dengan yang tidak berminat dengan ajaran Islam itu sendiri? Haduh, aku jadi merinding sendiri.
Nah sekarang, bagaimana sikapku yang baik dan benar ketika mendapati kasus kecil seperti gadis muslimah manis tadi? Mau menegur, repotnya dibilang menggurui. Tidak menegur, tekanan batin dan moral sungguh menghantui. Aku hanya bisa meratapi kelemahanku ini. Sebuah realita bangsa yang lebih bangga dengan pengetahuannya tentang teknologi tapi tidak paham nilai-nilai ajaran agamanya sendiri. Lebih bangga mengenal fesbuk, tweet, dan sebangsanya dibanding kekuatan agamanya. Lebih bangga kenal artis daripada wudhu’ yang jadi kebutuhannya sendiri. Malah terkadang latah akan bunyi-bunyi suara mayoritas, tapi tak tahu apa hakikat bunyian itu.

Seandainya kamu jadi aku, apa tindakan bijak yang sebaiknya akan kamu lakukan, saudara?

&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&

Continue Reading...
 

Sabaqaka Ukasyah Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon

Modified by Abu Hamzah for Ukasyah Habiby