1/29/2013

Karena Aku Bapakmu



Sesosok pria jangkung melangkah santai di trotoar seberang jalan. Aku mengamatinya lekat. Rambutnya sebahu tergerai bebas. Sepilah poni menjuntai lembut diterpa angin, menghalangi pandangannya yang menyebar. Kedua matanya sipit. Hidungnya mancung kekar. Kumisnya menyempul acak tak beraturan. Sebagian terjulur, banyak yang berhamburan.



pic.from FB drawing pencil



Parasnya biasa-biasa saja. Penampilannya pun tak ada yang istimewa. Tubuh kerempengnya mengenakan T-shirt biru yang ditutup jaket kulit hitam. Ret jaket tak berkancing, pun menampakkan gambar tengkorak, menyeringai di bagian dada. Lebih mirip gaya anak alay, dilengkapi celana jins ketat yang mengetatkan.

Setiap petak wajahnya, tak lepas dari bendungan jejak jerawat yang sempat nangkring. Ada pula beberapa sembulan yang belum pecah. Aku berusaha mencari jawab, mana nilai plusnya hingga konon sangat disukai banyak wanita. Polosku mencecar pertanyaan yang menikam batok kepala tanpa henti.


Pria yang tengah ku amati tadi telah berdiri di mukaku. Aku jongkok sambil memilin tusuk gigi yang nangkring disela gigiku. Senja tak menyurutkanku untuk terus mengais rejeki sebagai penjual kopi dan teh panas keliling di terminal.

“Cuacanya cerah ya.”

Tegurnya sok akrab. Sepatu ketsnya menendang kerikil yang menggelandang. Degupku berirama. Aku merespon sewajarnya.

“Sore, Om.”

“Kenalkan namaku Eric.”

Tangannya mengulur tanpa ku pinta. Ku hanya mengangguk pelan, menolak halus. Jengahku terperangkap dalam batin yang mendendam. Arloji yang dia kenakan tak lagi asing bagiku. Itu milik ibuku. Jadi ini pria yang menciptakan neraka di keluargaku.

“Lidya Aminasa.”  Sahutku menyambut

Eric mengernyitkan dahinya. Sorot matanya berbinar terang seakan menemukan hal yang sangat dinantikan.

“Oh, jadi kamu Lidya. Saya sempat membatin, kayaknya pernah liat.”

Aku hanya tersenyum. Aku memaklumi itu. Teringat betapa aku memang secara fisik mirip dengan ibu. Hanya saja, mungkin aku lebih terkesan tomboy.

Tampang seringkali dianggap segalanya. Memang umumnya seperti itu. Padahal itu relatif. Buktinya, apa yang aku saksikan ini. Sosok dihadapanku memang tak lebih dari rata-rata. Bahkan boleh dikata jauh dari kata keren. Tapi apa yang membuatnya begitu silauman memikat banyak wanita. 

Ya, itulah dia.

kemampuannya memperlakukan wanita. dia tahu bagaimana membuat orang lain begitu nyaman dengan kehadirannya. huft!

“Kau jual kopi, saranku ucapkanlah bismillah sebelum memulai aktivitas,” katanya menyarankan dengan prolog yang mengesankan. tuh, kan apa ku bilang. bersahabat sekali kan. Disini aku jadi makin paham sekilas sosoknya.


Aku hanya mengangguk pelan dan sesekali menatap piranti jualanku. Termos yang mulai memudar warnanya dan beberapa kemasan kopi, teh celup dan gula.

“ingat, bagi pecinta kopi, kopi adalah segalanya. Untuk menggaet pelanggan kuncinya ada pada cita rasa kopimu. Pertama, perhatikan kualitas air. Kalau air kran, baiknya kau saring dulu dan perhatikan suhu proses perebusan, idealnya tidak boleh mendidih hingga bergolak.” Urainya tanpa ku pinta.

“diamkan sekira 30 detik usai perebusan. Kalau kopi hitam, gunakan filter atau logam. Pastikan bahwa kopimu tidak pernah masuk kulkas. Suhu ruangan bisa berpengaruh pada kenikmatan cita rasa kopi,” lanjutnya panjang lebar. Sesekali dia mengusap wajahnya yang tirus.

“terakhir, taburi sedikit garam. Sajikan.” Tutupnya mengakhiri sambil tersenyum puas.

Aku termangu sesaat, sebelum akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.

“Oom siapa? Mengapa begitu baik padaku?” tanyaku kaku.


Sesaat pria itu terperangkap dalam diam. Mungkin lebih tepat mencari jawab. Bola matanya berputar cepat lalu menatapku lekat.

“Karena aku... bapakmu!”


Aku shock dan dia berlalu.



#___#  





"terkadang orang yang kita benci, justru dari kalangan orang yang seharusnya kita cintai"

(Unknown)




Banyak hal yang mengejutkan dalam hidup ini, tanpa kita sadari itu terjadi akibat dari asumsi yang kita ciptakan. sayangnya, kita lebih senang menciptakan kejutan dari pikiran buruk kita. 


(CamilanoZz)

Continue Reading...

1/28/2013

Jatuh Hati Jambu Biji



&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&


Akhir-akhir ini saya jatuh hati dengan jambu biji. Apalagi ketika diolah menjadi juice. Duh! bikin diri lupa hari. Sangat sederhana pengolahannya menjadi jus, yaitu jambu dipotong beberapa bagian. Kemudian tambahkan  gula (akan semakin nikmat bila ditambah sedikit jeruk nipis) dan diblender. Sekali dijual harganya 4000 pergelas. Kalau hasil olah sendiri mungkin lebih murah lagi. Entahlah, mengapa saya tiba-tiba begitu dibuai kelezatannya.
Belakangan kegemaran saya ini diperhatikan adik-adik bina saya. Ketika sedang asyik menyeleksi naskah mereka, seorang adik tersenyum manis ke arah saya sambil menyerahkan selembar kertas hasil karyanya.
“Buat Master.” Katanya lugas.
Hm, saya pikir itu sekedar sikap pemanisnya yang dia kemas untuk menyerahkan naskahnya saja. Agar naskahnya mendapat prioritas? Ah, entahlah. Saya membalas senyumannya dengan lapang dada dan welas asih. Sebagai penghargaan saya atas usahanya dalam berkontribusi mading sekolah. Seakan dari skap saya mengatakan padanya, bahwa “saya sayang padamu, Nak”.
Seperti naskah-naskah anak lainnya. Saya harus adil dalam berbagi rasa dan penghargaan. Jadi, meskipun dia tampak membesarkan kalimatnya seolah memberi hadiah pada saya “Buat Master”, saya berkewajiban untuk tidak mengutamakannya. Naskahnya datang akhir-akhir, maka antrian pemeriksaannya harus akhir pula. Sesuai artiannya. Semua pasti tahu hal ini dan sepakat kan?
Tanpa sadar, usai saya memeriksa satu dua naskah yang antri duluan, tangan saya meraih lembaran ‘buat master’ tadi. Begitu melihat judulnya saya tertarik. “Ragam Manfaat Safarjal”. Safarjal berasal dari bahasa arab. Artinya (sejenis) jambu biji. Saya pun merenges penasaran. Merasa menemukan hal yang melekat di hati.
Disebutkan suatu riwayat dari Ibnu Majah, dari Thalhah bin Ubaidillah. Saya menghadap Rasulullah saw yang pada saat itu sedang menggenggam buah jambu. Beliau bersabda: “Wahai Thalhah, taruhlah itu dihadapanmu, karena sesungguhnya jambu dapat menambah semangat”.
Ada pula riwayat dari An-Nasa’i, dari Abu Dzar. Saya pernah menghadap pada Rasulullah saw yang sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya yang lain. Dan di tangannya tergenggam buah jambu yang dibolak-balik. ketika saya duduk di dekatnya, beliau menyodorkan kepada saya, sembari bersabda: “Wahai Abu Dzar, taruhlah di hadapanmu, karena sesungguhnya buah jambu dapat menguatkan jantung, membuat jiwa menjadi bijak, dan menghilangkan kerikil dalam dada”.
Konon, buah jambu memiliki temperamen dingin dan kering. Dimana hal ini berbeda-beda berdasarkan ragam rasanya. Semuanya dingin dan menahan serta baik untuk lambung. Semua jenis jambu dapat menenangkan bersin dan muntah. Dan pula, melancarkan kencing, memperkuat watak, bermanfaat untuk mengobati peradangan usus, batuk darah, dan kolera. 

*Wah, boleh juga tuh.

Apabila buah jambu ini dikonsumsi sebelum makan, maka dapat menahan diri (aneh??? Menahan apa ya? kwkwkk). Jika dimakan setelahnya maka dapat melembutkan watak dan cepet mengendap. Banyak memakannya akan mengganggu urat syaraf, menimbulkan colic dan meredakan empedu yang timbul di lambung.
Apabila dibakar, maka kekerasannya akan berkurang dan lebih ringan. Jika dilubangi tengahnya dan isinya diambil kemudian diisi dengan madu, lalu dilumuri dengan adonan dan diletakkan pada mata yang sakit, maka sangat baik dan bermanfaat.

saya belum bisa menerima semua itu, tapi yang pernah saya dengar gosipannya, jambu biji mengandung antioksidan. Saya jadi merasa terdongkrak untuk lebih istiqamah (?) mencintai jambu biji ini. Apapun isu dan gosipannya, tampaknya jambu biji ini memang benar-benar sejuk menentramkan. 

So, cobalah untuk mencintainya, agar dingin hati dan jiwa penuh kedamaian.

Halah!




Bagaimanapun juga, ini bisa jadi info juga loh...


Jenis jenis Jambu

  1. Jambu biji delima ciri-ciri buahnya berbentuk bulat dan bermoncong dipangkalnya, walaupun kulitnya agak tebal dan banyak bijinya, tapi dengan dagingnya yang berwarna merah dan rasanya yang manis jenis jambu biji delima ini sangat menarik sekali untuk dinikmati.
  2. Jambu biji manis Bentuk buahnya bulat meruncing ke pangkal, kulit buahnya tipis dan jika matang berwarna kuning muda. Jenis yang ini juga mempunyai biji yang banyak dan dagingnya berwarna putih tetapi rasanya manis dan harum baunya.
  3. Jambu biji Perawas Ciri-cirinya berbentuk bulat lonjong dan buahnya lebih besar dari jenis biasanya, kulitnya agak tebal, bila buahnya matang berwarna kuning, dagingnya merah, bijinya tidak banyak, rasanya agak asam, baunya harum.
  4. Jambu biji Pipit Berbentuk bulat kecil-kecil, kulitnya tipis, bila matang buahnya berwarna kuning dan dagingnya berwarna putih, rasanya manis dan harum baunya.
  5. Jambu biji sukun Berbentuk bulat besar dan kulitnya tebal, bila matang buahnya berwarna kuning, bijinya sedikit bahkan hampir tidak berbiji, tapi rasanya hambar dan harum baunya.
Demikianlah tentang jenis jenis jambu yang serba serbi ketahui, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang jenis jenis jambu, jika sahabat tau tentang jenis jenis jambu yang lain komen ya, biar bisa diupdate lagi. Referensi : http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/menelaah-nilai-gizi-jambu-air-water.html



&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&*&
Continue Reading...
 

Sabaqaka Ukasyah Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon

Modified by Abu Hamzah for Ukasyah Habiby